Rabu, 13 November 2013


Sebuah perusahaan nirlaba yang dipimpin triliuner Amerika Serikat, Dennis Tito mengumumkan rencana ambisius: mengirimkan misi pesawat berawak ke Mars pada tahun 2018.

Tito, yang juga turis luar angkasa pertama dalam sejarah, belum berniat mendaratkan manusia di permukaan planet merah. Misinya adalah untuk mengambil keuntungan dari kesejajaran planet yang langka terjadi, yang memungkinkan perjalanan mendekati Mars relatif mudah dan cepat.

Tiro mengumumkan rencananya itu 27 Februari, di National Press Club Washington. Sekaligus merilis organisasi barunya, Inspiration Mars Foundation, yang akan mendukung misi ini.

Tito berharap bisa menggunakan kapsul luar angkasa dan roket yang sudah ada di pasaran, memodifikasinya untuk membawa dua manusia ke Mars, lalu kembali ke Bumi dalam waktu 501 hari.

Dan, untuk mengatasi kejenuhan dan kesepian, terisolasi selama ratusan hari dalam misi, Tito mengajukan hal yang belum pernah dicoba sebelumnya: mengirim satu pria dan satu perempuan, diutamakan pasangan yang sudah menikah.

"Ketika kau berada di luar sana, amat jauh, saat bumi terlihat amat kecil, seperti titik biru, kau pasti membutuhkan seseorang untuk dipeluk," kata Tito kepada situs sains SPACE.com. "Ada solusi yang lebih baik untuk mengatasi masalah psikologis yang dihadapi dalam isolasi seperti itu?

Kesempatan Emas

Misi ini direncanakan akan dilakukan pada Januari 2018. "Ini kesempatan yang sangat jarang untuk pergi ke Mars dan pulang dalam waktu relatif cepat, sekitar 1,4 tahun, atau sekitar 500 hari," kata Tito."Jika melewatkan kesempatan ini, seseorang harus menunggu dua sampai tiga tahun,: kata dia.

Namun, Tito mengakui ada banyak tantangan yang harus dihadapi dalam misi. "Ada banyak orang terjebak dalam fantasi, yang tak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata," kata dia.

Sebelum membentuk Inspiration Mars Foundation, Tito mengumpulkan sejumlah ilmuwan dan teknisi. Termasuk Paragon Space Development Corporation yang ahli soal alat pendukung kehidupan, juga ahli pengobatan luar angkasa Jonathan Clark dari Baylor College of Medicine, yang merumuskan apa saja yang bakal dibutuhkan untuk menjaga dua kru tetap bernyawa dan bisa hidup sewajar mungkin dalam kapsul lebih dari 500 hari.

Tim akan menggunakan kapsul Dragon yang diproduksi perusahaan swasta Space Exploration Technologies (SpaceX), meski sejauh ini kapsul itu belum pernah mengangkut manusia. Baru kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Tak Raup Untung

Tito mengaku tak berniat meraup untung dari misinya. "Ini adalah misi kemanusiaan," kata dia. Untuk menginspirasi bangsa dan dan menguji sejumlah teknologi yang dibutuhkan dalam misi pendaratan Mars di masa mendatang.

Sebelum sukses dalam dunia bisnis, Tito adalah teknisi di Laboratorium Jet Propulsion milik NASA. Punya pengetahuan mumpuni soal penjelajahan luar angkasa.

Tito siap merogoh kocek pribadinya untuk mendanai Inspiration Mars Foundation selama dua tahun pertama. Baru kemudian, ia berharap sokongan dana dari pihak luar termasuk menyediakan roket dan kapsul luar angkasa. "Ketika misi ini selesai dilakukan, aku mungkin bakal tambah miskin," kata dia. Namun, meski misi ini tak mudah, Tito dan timnya optimistis bakal berhasil.

Sementara itu, NASA juga tengah mempersiapkan misi berawak ke Mars, dengan kapsul ruang angkasa baru yang disebut Orion dan roket Space Launch System (SLS).

Badan Antariksa AS berharap bisa mendaratkan manusia pertama di permukaan Mars pada pertengahan tahun 2030.

Sementara perusahaan swasta asal Belanda, Mars One, juga berharap bisa mendaratkan orang ke Mars pada 2023 -- untuk meretas jalan membentuk koloni manusia di planet tetangga Bumi itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!